Senin, 06 Februari 2012

Cinta Pertama Dan Lagu Kebencian






Akhirnya ku menemukanmu

akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai meragu
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

ku berharap engkau lah
jawaban sgala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

REFF:
Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku

Akhirnya ku menemukanmu
Saat hati ini mulai meragu
Akhirnya ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh

Dengar lagu diatas terasa menyakitkan, bagiku. Tidak menyakitkan gimana? Pasti ada yang bertanya kenapa gara-gara lagu aku membenci sikap seseorang. Kenjadian kebencian ini terjadi sekitar tahun 2006, ketika aku masih mendambakan keseriusan Cinta. Rasa trauma pada cinta , membikin labil hatiku. Dia yang bikin aku belajar mencintai seorang perempuan, dan dia pulalah aku membenci cintanya. Selama aku mengenalnya sejak Taman kanak-kanak(TK) mengenal sosok sahabat sepermainan. Berlanjut ke jenjang Sekolah Dasar (SD) disinilah aku menggumpalkan rasa CINTA tepatnya CINTA MONYET. Bener-bener jadi nyet-nyet yang saling keterbukaan mengenal arti birahi, nafsu, dan malu. Saling bertukar surat-surat yang berisi “ Aku cinta kamu, satu titik dua koma, Indah cantik Priya yang punya”. Surat-surat ini mungkin sekarang bisa dikatakan sama dengan SMS di HP, yang membedakan dulu surat-surat itu masih tersimpan rapi aku simpan sebagai kenang-kenangan kisahnya yang melekat 6 tahun lamanya dihatiku, sedangkan SMS sudah terhapus karena memori hp tidak mencukupi terpaksa dihapus. Surat cinta itu, aku titipkan keteman dekatnya karena aku takut dia merupakan anak dari guruku yang terkenal disiplin dan berwatak keras.
Setelah aku menjejangkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Cinta ku terhempas begitu saja karena aku dan dia beda sekolah , yang mengherankan sekolah kita berdampingan, tapi cinta kita tidak bersandingan kembali. Akupun masih memonitor setiap gerak geriknya,karena aku banyak mata-mata disekolahnya. Dengan siapa dia berpacaran dengan siapa? Akupun tahu, karena yang aku tahu perasaan ini tidak bisa lepas dari bayang-bayangnya, meskipun aku berpacaran dengan cewek yang lain bayang-bayang Indah selalu menghantui , keheran itu berlanjut ke jenjang selanjutnya, di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) akupun terus berharap kepadanya, karena dialah cinta pertamaku, pikirku Cinta pertama selalu abadi, pikiran yang dangkal ...ah shit dam !

Jaman SMA begitu Indahnya aku mencintai Indah. Kita berdua berjalan menuju keseriusan dan mengenal sifat masing yang berubah karena faktor modernisasi. Putus nyambung pun terpaksa kami lakukan karena beda prinsip dan karakter. Dia yang royal “menuhankan UANG dari segala-galanya”, sedangkan aku masih berkarakter tak ter-urus dengan menjenjaki dengan kesederhanan, ala anak PUNK. Hidup dan berpenampilan seadanya, semau aku. Dari sinilah aku mengerti bahwa dia bertipe HIGH KLAS. Rasa itupun masih membayangi ketika aku putus lagi dengan dya. Dia juga sebaliknya masih berharap banyak akan terus berdampingan menuju keseriusan tentang cinta. Sungguh problem yang awam aku terus terjebak dengan cintanya.
Waktu pun terus mengalir menuju kedewasaan, akupun melanjutkan kejenjang yang tinggi lagi yaitu “ MAHA PELAJAR” sedangkan dia masih tak tentu arah tidak melanjutkan pendidikannya, karena aku pun tahu bahwa usaha bisnisnya bangkrut, sehingga ayahnya tidak membolehkan untuk meneruskan pendidikannya. Sungguh sial jarak 110 KM harus kami jaga untuk terus bertemu, langkah yang ku tempuh setiap minggu aku harus pulang, hanya untuk bertemu dia, dan berbagi rasa cinta. Pengorbanan yang sangat mahal., mengorbankan waktu belajar, mengorbankan waktu dan tenaga. Kita pun saling mengenal keluarga masing-masing, berat sebelah memang faktor keluarga lah menekan kedewasaanku untuk segera melamarnya. Akupun sibuk berfikir karena aku harus menyelesaikan kuliahku dulu, aku gak mau mengorbankan kuliahku demi dia, akhirnya pikiran itu jelas membawa keputasan bahwa aku harus melamarnya dulu setelah menyelesaikan kuliah baru aku menikahinya. Akupun memohon petunjuk kepada malaikat hidupku untuk segera melamar Indah, ortuku hanya masih ragu dengan curahan itu. Kedua malaikat hidupku itu hanya khawatir dengan pendidikanku. Gak tau kenapa petaka itu tiba-tiba datang. Dia mendua dan tak ada kata putus dari yang aku tahu aku dia berpacaran dengan seorang laki-laki yang gak aku kenal tapi laki-laki itu mengetahui aku. FUCK ...aku terbodohi dengan keadaan yang menghancurkan perasaanku. Benar-benar bodoh kenapa dia mendua, apa yang salah denganku? Apa gara-gara aku menunda melamar dia untuk tunangan. Hatiku tak lumpuh tak berdaya  dengan keputusannya. Yang paling menyakitkan adalah (nada dering nonya berubah menjadi lagu naff_akhirnya ku menemukanmu) sejak saat itu aku benci dengan lagu yang menyanyatkan sendi-sendi cintaku. Mendengarnya saja aku muak , sama saja aku mengingatkan bayang-bayang dia. 6 tahun terasa tak berguna karena lagu Jancuk itu membuyarkan harapanku.

Berganti tahun merayap dikehidupanku, berganti pasangan pun aku melakukan untuk melupakan bayang-bayang dia. Aku selalu berdoa kepada TUHAN agar tidak bertemu dia lagi. Bodoh ternyata, bukannya rumahku dengan rumah dia hanya berjarak 300 meter kurang lebihnya. Yang kutahu tak seharusnya membenci lagu itu, karena perempuan didunia ini bukan dia saja. Otakku waras dengan bantuan kawan-kawanku yang slalu mendorong dengan segala ketidak kesempurnaanya, untuk terus memberikan masukan yang sangat berharga, dan kekasihku yang sekarang lah yang selalu mencintai aku yang tidak sempurna ini. Thanks lah buat semua. Lagu, kebencian , dan cinta adalah warna pengalaman sejarah untuk selalu mengoreksi langkahku kedepan. Lirik itu mememang bagus, sebagus cinta pahit dalam perjalanan cintaku. Inilah lagu yang kukenang mengenangnya, sebagai cinta pertama yang tidak abadi. Dalam doaku semoga kau bahagia dengannya dan jangan pernah meleupakan kenangan kita, hanya untuk dikenang saja. Selebihnya tidak lebih. Makasih cinta pertama kaulah pembuka gerbang hati untuk mengenal arti cinta.







4 komentar: