Akhirnya ku
menemukanmu
akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai meragu
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh
ku berharap engkau lah
jawaban sgala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku
REFF:
Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku
Akhirnya ku menemukanmu
Saat hati ini mulai meragu
Akhirnya ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh
saat hati ini mulai meragu
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh
ku berharap engkau lah
jawaban sgala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku
REFF:
Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku
Akhirnya ku menemukanmu
Saat hati ini mulai meragu
Akhirnya ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh
Dengar lagu diatas terasa menyakitkan, bagiku. Tidak menyakitkan gimana? Pasti
ada yang bertanya kenapa gara-gara lagu aku membenci sikap seseorang. Kenjadian
kebencian ini terjadi sekitar tahun 2006, ketika aku masih mendambakan
keseriusan Cinta. Rasa trauma pada cinta , membikin labil hatiku. Dia yang
bikin aku belajar mencintai seorang perempuan, dan dia pulalah aku membenci
cintanya. Selama aku mengenalnya sejak Taman kanak-kanak(TK) mengenal sosok
sahabat sepermainan. Berlanjut ke jenjang Sekolah Dasar (SD) disinilah aku
menggumpalkan rasa CINTA tepatnya CINTA MONYET. Bener-bener jadi nyet-nyet yang
saling keterbukaan mengenal arti birahi, nafsu, dan malu. Saling bertukar
surat-surat yang berisi “ Aku cinta kamu, satu titik dua koma, Indah cantik Priya
yang punya”. Surat-surat ini mungkin sekarang bisa dikatakan sama dengan SMS di
HP, yang membedakan dulu surat-surat itu masih tersimpan rapi aku simpan
sebagai kenang-kenangan kisahnya yang melekat 6 tahun lamanya dihatiku,
sedangkan SMS sudah terhapus karena memori hp tidak mencukupi terpaksa dihapus.
Surat cinta itu, aku titipkan keteman dekatnya karena aku takut dia merupakan
anak dari guruku yang terkenal disiplin dan berwatak keras.
Setelah aku menjejangkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Cinta
ku terhempas begitu saja karena aku dan dia beda sekolah , yang mengherankan
sekolah kita berdampingan, tapi cinta kita tidak bersandingan kembali. Akupun masih
memonitor setiap gerak geriknya,karena aku banyak mata-mata disekolahnya. Dengan
siapa dia berpacaran dengan siapa? Akupun tahu, karena yang aku tahu perasaan
ini tidak bisa lepas dari bayang-bayangnya, meskipun aku berpacaran dengan
cewek yang lain bayang-bayang Indah selalu menghantui , keheran itu berlanjut
ke jenjang selanjutnya, di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) akupun terus
berharap kepadanya, karena dialah cinta pertamaku, pikirku Cinta pertama selalu
abadi, pikiran yang dangkal ...ah shit dam !
Jaman SMA begitu Indahnya aku mencintai Indah. Kita berdua berjalan menuju
keseriusan dan mengenal sifat masing yang berubah karena faktor modernisasi. Putus
nyambung pun terpaksa kami lakukan karena beda prinsip dan karakter. Dia yang
royal “menuhankan UANG dari segala-galanya”, sedangkan aku masih berkarakter
tak ter-urus dengan menjenjaki dengan kesederhanan, ala anak PUNK. Hidup dan
berpenampilan seadanya, semau aku. Dari sinilah aku mengerti bahwa dia bertipe
HIGH KLAS. Rasa itupun masih membayangi ketika aku putus lagi dengan dya. Dia juga
sebaliknya masih berharap banyak akan terus berdampingan menuju keseriusan
tentang cinta. Sungguh problem yang awam aku terus terjebak dengan cintanya.
Waktu pun terus mengalir menuju kedewasaan, akupun melanjutkan kejenjang
yang tinggi lagi yaitu “ MAHA PELAJAR” sedangkan dia masih tak tentu arah tidak
melanjutkan pendidikannya, karena aku pun tahu bahwa usaha bisnisnya bangkrut,
sehingga ayahnya tidak membolehkan untuk meneruskan pendidikannya. Sungguh sial
jarak 110 KM harus kami jaga untuk terus bertemu, langkah yang ku tempuh setiap
minggu aku harus pulang, hanya untuk bertemu dia, dan berbagi rasa cinta. Pengorbanan
yang sangat mahal., mengorbankan waktu belajar, mengorbankan waktu dan tenaga. Kita
pun saling mengenal keluarga masing-masing, berat sebelah memang faktor
keluarga lah menekan kedewasaanku untuk segera melamarnya. Akupun sibuk
berfikir karena aku harus menyelesaikan kuliahku dulu, aku gak mau mengorbankan
kuliahku demi dia, akhirnya pikiran itu jelas membawa keputasan bahwa aku harus
melamarnya dulu setelah menyelesaikan kuliah baru aku menikahinya. Akupun memohon
petunjuk kepada malaikat hidupku untuk segera melamar Indah, ortuku hanya masih
ragu dengan curahan itu. Kedua malaikat hidupku itu hanya khawatir dengan
pendidikanku. Gak tau kenapa petaka itu tiba-tiba datang. Dia mendua dan tak
ada kata putus dari yang aku tahu aku dia berpacaran dengan seorang laki-laki
yang gak aku kenal tapi laki-laki itu mengetahui aku. FUCK ...aku terbodohi
dengan keadaan yang menghancurkan perasaanku. Benar-benar bodoh kenapa dia
mendua, apa yang salah denganku? Apa gara-gara aku menunda melamar dia untuk
tunangan. Hatiku tak lumpuh tak berdaya dengan
keputusannya. Yang paling menyakitkan adalah (nada dering nonya berubah menjadi
lagu naff_akhirnya ku menemukanmu) sejak saat itu aku benci dengan lagu yang
menyanyatkan sendi-sendi cintaku. Mendengarnya saja aku muak , sama saja aku
mengingatkan bayang-bayang dia. 6 tahun terasa tak berguna karena lagu Jancuk
itu membuyarkan harapanku.
Berganti tahun merayap dikehidupanku, berganti pasangan pun aku melakukan
untuk melupakan bayang-bayang dia. Aku selalu berdoa kepada TUHAN agar tidak
bertemu dia lagi. Bodoh ternyata, bukannya rumahku dengan rumah dia hanya
berjarak 300 meter kurang lebihnya. Yang kutahu tak seharusnya membenci lagu
itu, karena perempuan didunia ini bukan dia saja. Otakku waras dengan bantuan
kawan-kawanku yang slalu mendorong dengan segala ketidak kesempurnaanya, untuk
terus memberikan masukan yang sangat berharga, dan kekasihku yang sekarang lah
yang selalu mencintai aku yang tidak sempurna ini. Thanks lah buat semua. Lagu,
kebencian , dan cinta adalah warna pengalaman sejarah untuk selalu mengoreksi
langkahku kedepan. Lirik itu mememang bagus, sebagus cinta pahit dalam
perjalanan cintaku. Inilah lagu yang kukenang mengenangnya, sebagai cinta
pertama yang tidak abadi. Dalam doaku semoga kau bahagia dengannya dan jangan
pernah meleupakan kenangan kita, hanya untuk dikenang saja. Selebihnya tidak
lebih. Makasih cinta pertama kaulah pembuka gerbang hati untuk mengenal arti
cinta.
sangat menyentuh...xixixxixixi
BalasHapusbeh
Hapussepertinya saya harus belajar dari anda.. :D
BalasHapusayo belajar, heheheehe
BalasHapus